Main Article Content

Abstract

Sociologically, the discourse on gender equality indicates the theory of conflict because it sees society in a condition of contradiction or conflict between men and women so that women as the second sex must seek to equalize themselves (emancipation). Whereas sociologically obedient Muslims are more accurately viewed through a functional structural paradigm because it emphasizes interconnectedness (systems) and produces balance (equilibrium) in society. The life of devout Muslims shows uniformity (conformity) in holding the values ​​and norms prescribed without any elements of conflict (conflict). Included in the relationship between genders is functional which is based on awareness of the status and role of each gender that complements each other rather than outperforms each other. Based on an interpretive approach that is based on the structural functional sociology paradigm, it results in an understanding that the discourse on gender equality with the main theme of women's emancipation is not very relevant to Islam.


Secara sosiologis, wacana kesetaraan gender mengindikasikan teori konflik karena melihat masyarakat dalam kondisi kontradiksi atau pertentangan antara pria dan wanita sehingga wanita sebagai second sex harus berupaya menyetarakan diri (emansipasi). Padahal umat Islam yang taat secara sosiologis lebih tepat dilihat melalui paradigma struktural fungsional karena menekankan keterhubungan yang saling terkait (sistem) dan menghasilkan keseimbangan (equilibrium) dalam masyarakat. Kehidupan Umat Islam yang taat menunjukkan keseragaman (konformitas) dalam memegang nilai dan norma yang disyariatkan tanpa ada unsur-unsur pertentangan (konflik). Termasuk dalam hubungan antar gender bersifat fungsional yang dilandasi kesadaran status dan peran masing-masing gender yang saling melengkapi bukan saling mengungguli. Berdasarkan pendekatan interpretif yang didasarkan pada paradigma sosiologi struktural fungsional menghasilkan pemahaman bahwa wacana kesetaraan gender dengan tema utama emansipasi wanita sangat tidak relevan dengan Islam


 

Keywords

Functional-Structural Paradigm Gender Equality Gender Relations in Islam

Article Details

References

  1. Adian Husaini, RUU Kesetaraan Gender Perspektif Islam, Islamia: Jurnal Pemikiran Islam Republika, Kamis, 22 Maret 2012.
  2. Lopa, B. (1996). Al-Qur’an Dan Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa.
  3. Al-Banna, H. (1997). Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin. Solo: Intermedia.
  4. Amirin, T. (1986). Pengantar Sistem. Jakarta: Rajawali Press.
  5. Amsyari, F. (1995). Islam Kaffah Tantangan Sosial dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Gema Insan Press.
  6. Arivia, G. (2002). Pembongkaran Wacana Seksis Filsafat Menuju Filsafat berperspektif Feminis, Disertasi, Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.
  7. Azzulfa, M.I. Mengenal Teori-Teori Konflik Sosial Menurut Para Ahli Sosiologi. (https://tirto.id/mengenal-teori-teori-konflik-sosial-menurut-para-ahli-sosiologi-f92J).
  8. Bryan, S.T. (2012). Religion and Social Theory. terj. Inyiak Ridwan Munir. Yogyakarta: IRCiSoD.
  9. Coser, L.A. (1964). The Functions of Social Conflict. New York: Macmillan.
  10. Craib, Ian. (1994). Teori-Teori Sosial Modern: dari Parsons sampai Habermas. Alih Bahasa Paul S. Baut dan T. Effendi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
  11. Engineer, A.A. (1994). Hak-Hak Perempuan dalam Islam. Yogyakarta: LSPPA Yayasan Prakarsa.
  12. Husaini, A. (2004). Tinjauan Historis Konflik Yahudi, Kristen, Islam. Bandung: Gema Insani Press.
  13. Izad, R. (2018). Kesetaraan Gender dalam Islam: Perspektif Hermeneutika Muhammad Syahrur. Hermeneutik: Jurnal Ilmu Al-Quran dan Tafsir , 12 (2), 13-31.
  14. Leila, A. (2000). Wanita dan Gender dalam Islam (Akar-akar Perdebatan Modern). Jakarta: Lentera Basritama.
  15. Marzali, A. (2014). Struktural-Fungsionalisme. Jurnal Antropologi Indonesia, 52, 33-43.
  16. Maududi, A.A. (1995). Al-Hijab. Bandung: Gema Risalah Press.
  17. McKay, J. P, dkk. (1983). A History of Western Society, Second Edition. Boston: Houghton Mifflin.
  18. Mernissi. F. (1991). Women and Islam, an Historical and Theological Enquiry. Oxford: Basil Basil Blackwell.
  19. Munawwir, A. W. (1984). Kamus Bahasa Arab-Indonesia Terlengkap. Surabaya: Penerbit Pustaka Progressif.
  20. Narwoko, J.D. & Suyanto, B. (2004). Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Prenada Media.
  21. Nasikun. (2005). Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
  22. Nasrullah. (2015). Karakteristik Ajaran Islam: Perspektif Unity and Diversity of Religion. Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam: Al-Ittihad, 1 (1), 1-18.
  23. Rahman, P. (2002). Argumen Kesetaraan Gender Fatima Mernissi. https://alamtara.co/2022/03/08/argumen-kesetaraan-gender-fatima-mernissi/
  24. Republika Online. Feminisme dalam Islam dan Perspektifnya dalam Memahami Permasalahan HAM. https://retizen.republika.co.id/posts/143614/feminisme-dalam-islam-dan-perspektifnya-dalam-memahami-permasalahan-ham.
  25. Ritzer, G. (2004). Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada).
  26. (2010). Teori Sosiologi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
  27. Ritzer, G. dan Goodman, G.J. (2007). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media Group.
  28. Rowbotham, S. (1992). Women in Movement: Feminism and social action. New York: Rountledge.
  29. Saeed, A. (2016). Al-Qur’an Abad 21: Tafsir Kontekstual. Bandung: Mizan.
  30. Sakidah. (2021). Argumen Kesetaraan Jender Perspektif A-Quran Karya Prof. Dr. Nashrudin Umar, MA. Takamul: Jurnal Studi Gender dan Islam serta Perlindungan Anak, 10 (1).
  31. Setiadi, E.M. & Kolip, U. (2011). Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial Teori Aplikas dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana.
  32. Sudjana, A. (1997). Pengantar Administrasi Pendidikan Sebagai suatu Sistem. Bandung: Rosda Karya.
  33. Sudrajat, A. dkk. (2008). Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: UNY Press.
  34. Tohirin, Z. (2021). Peran Sosial Laki-laki dan Perempuan Perspektif Al-Quran. Profetika: Jurnal Studi Islam,22 (1), 91-108.
  35. Wirawan, I.B. (2012). Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma: Fakta Sosial, Definisi Sosial, dan Perilaku Sosial. Jakarta: Kencana.
  36. Zarkasyi, H.F. (2010). Problema Kesetaraan Gender dalam Studi Islam. Jurnal Islamia III (5).