Main Article Content
Abstract
Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis Manajemen Kurikulum Pendidikan Masa Kekhalifahan Abbasiyah. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode kajian pustaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa Tingkat pra balig terdiri atas 2 kategori, yakni 7-9 tahun dan 10 tahun ke atas hingga balig. Konsepsi intinya sama, bahwa anak-anak (ash-Shabiyy, ash-Shaghîr) belum diperlakukan sebagai mukalaf yang telah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap diri dan perbuatannya. Hanya saja, dalam penanganannya ada perbedaan, bagi pendidikan anak-anak yang belum mencapai usia 10 tahun, tidak diperkenankan adanya sanksi berupa pukulan dan yang semisalnya, sedangkan jika telah berumur 10 tahun diperbolehkan. Pendidikan tingkat balig merupakan jenjang pendidikan bagi peserta didik yang bukan hanya diharapkan telah terbentuk kepribadiannya, namun juga diupayakan agar mencapai derajat kepakaran pada satu atau beberapa disiplin ilmu. Bahkan terbukti melahirkan para mujtahid yang multidisipliner, semisal Imam asy-Syafi’i. Oleh karenanya, penggolongan remaja dan pemuda (usia SMP dan SMA) sebagai kelompok non-dewasa merupakan kesalahan fatal yang tidak sesuai Syariah Islam, sebagaimana dijelaskan para ulama sejak masa Khilafah Abbasiyyah. Dengan demikian, penyimpangan pada usia tersebut seharusnya dikategorikan sebagai kriminalitas (jarîmah), bukan ditoleransi dengan istilah “kenakalan remaja” atau “kejahatan di bawah umur”.
The purpose of this study is to analyze the Management of the Education Curriculum during the Abbasid Caliphate. The research approach used is qualitative with a literature review method. The results showed that the pre-balig level consists of 2 categories, namely 7-9 years and 10 years and above to balig. The core conception is the same, that children (ash-Shabiyy, ash-Shaghîr) have not been treated as mukalaf who have taken full responsibility for themselves and their deeds. It's just that, in handling it, there is a difference, for the education of children who have not reached the age of 10 years, there are no sanctions in the form of blows and the like, while if they are 10 years old, they are allowed. Balig level education is an educational level for students who are not only expected to have formed their personality, but are also sought to achieve a degree of expertise in one or several disciplines. It has even been proven to give birth to multidisciplinary mujtahids, such as Imam asy-Shafi'i. Therefore, the classification of adolescents and youth (middle and high school age) as a non-adult group is a fatal mistake that is not in accordance with Islamic Sharia, as explained by scholars since the time of the Abbasid Caliphate. Thus, deviance at that age should be categorized as criminality (jarîmah), not tolerated with the terms "juvenile delinquency" or "underage crime".
Keywords
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
References
- Adz-Dzahabi, Siyar A’lâm an-Nubalâ`, juz X.
- Al-‘Asqalani, Ibn Hajar, Fath al-Bârî, juz XV.
- Al-Badri, ‘Abdul ‘Aziz. (1965). al-Islâm baina al-‘Ulamâ` wa al-Hukkâm. Madinah al-Munawwarah: Mansyurât al-Maktabah al-‘Ilmiyyah.
- Al-Baghdadi, al-Khathib. al-Faqîh wa al-Mutafaqqih, juz I.
- Al-Ghazali, Abu Hamid, Ihyâ` ‘Ulûm ad-Dîn, juz I.
- Al-Mawardi, Adab ad-Dunyâ wa ad-Dîn.
- Al-Qurthubi, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur`ân, juz XVIII.
- An-Nabhani, al-Taqiyuddin. (2003). asy-Syakhshiyyah al-Islâmiyyah. Beirut: Dâr al-Ummah.
- An-Nabhani, Taqiyuddin. (2001). Nizhâm al-Islâm (Mu’tamadah). Beirut: Dâr al-Ummah.
- An-Nawawi, al-Majmû’, juz I.
- An-Nawawi, Raudhah ath-Thâlibîn, juz I.
- Ar-Rumi, Yaqut, Mu’jam al-Udabâ`, juz II.
- As-Sarkhasi, al-Mabsûth, juz VII.
- As-Suyuthi, Târîkh al-Khulafâ`.
- Daud, Abu, Sunan Abi Daud, juz II.
- Hidayat, Tatang, and Abas Asyafah. 2018. “Paradigma Islam Dalam Metodologi Penelitian Dan Implikasinya Terhadap Penelitian Pendidikan Agama Islam.” Tadrib 4(2):225–45.
- Hidayat, Tatang, and Endis Firdaus. 2018. “Analisis Atas Terbentuknya Mazhab Fikih, Ilmu Kalam, Dan Tasawuf Serta Implikasinya Dalam Membangun Ukhuwah Islamiyah.” Al-Ishlah : Jurnal Pendidikan 10(2):255–77.
- Ibn ‘Abdil Barr, Jâmi’ Bayân al-‘Ilm wa Fadhlih, juz I.
- Ibn Hazm, al-Muhallâ, juz II.
- Ibn Qudamah, al-Mughnî, juz XII.
- Ibn Qudamah, al-Mughnî, juz III.
- Maghfur, Muhammad. (2002). Koreksi atas Pemikiran Kalam dan Filsafat Islam. Bangil: al-Izzah.
- Shalih, Hafidz, Syarh Mafâhim: 14 (PDF Format).
- Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 18 ayat 1.
- Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 19 ayat 1.
- Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 17 ayat 2, pasal 18 ayat 3, dan pasal 20 ayat 1.
- www.globalmuslim.web.id/2011/03/bukti-bukti-historis-kemajuan-peradaban.html
- www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/peserta-didik-sekolah-dasar, diakses pada 9 September 2022.
- www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/peserta-didik-sekolah-menengah-pertama, diakses pada 9 September 2022.
- Yasin, Abu. (2004). Usus at-Ta’lîm al-Manhajî fi Daulah al-Khilâfah. Beirut: Dâr al-Ummah.