Main Article Content

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penurunan moral di kalangan siswa akibat dari kurangnya pemahaman siswa terhadap agama. Salah satu solusi yang digunakan Kementerian Agama adalah dengan mengembangkan kurikulum PAI. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana perencanaan, substansi, implementasi, dan evaluasi pengembangan konten kurikulum PAI di MA PERSIS 1 Kota Bandung sebagai bagian dari naungan Kementerian Agama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dalam bentuk reduksi data, display data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pengembangan kurikulum PAI di MA PERSIS 1 Kota Bandung menggunakan model grassroots approach dan administratif dengan tujuan untuk menjadikan siswa yang tafaqquh fiddīn dan menjadi seorang da’i. Pengembangan substansi kurikulum PAI dirincikan menjadi mata pelajaran tafsir ‘am, tafsir ahkam, ilmu tafsir, fikih, ushul fikih, hadis, musthalah hadis, tauhid akhlak, dan tarikh. Tafsir ‘am memiliki pengembangan berupa fokus kajian tafsir surat Al-Imran dan An-Nisa, tafsir ahkam dalam kajian hukum-hukum di dalam Al-Qur’an, dan Hadits dalam kajian hadits shahih bukhari. Implementasinya dilaksanakan melalui kegiatan bai’at santri dan pembelajaran di kelas. Guru-guru yang mengajar memiliki kemampuan mengajar yang baik namun belum memiliki kelengkapan administrasi. Evaluasi dilakukan dalam bentuk tes, tugas, praktek dakwah, dan ujian.

Keywords

tafaqquh fiddīn pengembangan kurikulum

Article Details

References

  1. Ansyar, M. (2015). Kurikulum : Hakikat, Fondasi, Desain dan Pengembangan. Jakarta: KENCANA PRENADAMEDIA GROUP.
  2. Arifin, Z. (2012). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
  3. Arifin, Z. (2016). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
  4. Baharun, H. (2017). Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktek. Yogyakarta: Pustaka Nurja.
  5. Damopolii, M. (2011). Pesantren Modern IMMIM Pencetak Muslim Modern. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
  6. Faruq, M. U. (2015). Upaya Ulama dalam Mencegah Dekandensi Moral Remaja di Daerah Wonosari, Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya. Tadarus : Jurnal Pendidikan Islam, 1-19.
  7. Hidayat, S. (2013). Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
  8. Idi, A. (2011). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.
  9. Kahpiana. (2020). Curriculum Analysis of Persis 110 Bandung in the Curriculum Perspective Curriculum Reconstruction Social. Atthulab, 86-100.
  10. Mudlofir, A. (2011). Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan Ajar dalam Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
  11. Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  12. Reksoatmojo, T. N. (2010). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Bandung: PT Refika Aditama.
  13. Rizal, A. S. (2014). Perumusan Tujuan sebagai Basis Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. Ta'lim, 97-112.
  14. Sanjaya, W. (2012). Komponen-komponen Pengembangan Kurikulum. Dalam T. P. Pembelajaran, Kurikulum Pembelajaran (hal. 45). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
  15. Solikah. (2017). Desain Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. KUTTAB, 169-179.
  16. Sudjana, N. (1996). Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
  17. Syafi'i. (2018). Pengembangan Kurikulum. Surabaya: UinSby.
  18. Syafii, A. (2009). Pengaruh Narkoba Terhadap Kenakalan Remaja di Sulawesi Tengah. Media Litbang Sulteng, 89.
  19. Syahidin. (1999). Metode Pendidikan Qurani. Jakarta: CV. Misaka Galiza.
  20. Winarso, W. (2015). Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah . Cirebon.