Main Article Content

Abstract

Dalam proses belajar-mengajar di sekolah, sering dijumpai beberapa masalah, di antaranya yaitu terlalu menekankan pada pengujian melalui tes, sehingga siswa hanya terpaku untuk menghafal teks yang ada di buku tanpa bisa mengembangkan pengetahuannya. Kemudian ketidakmampuan siswa dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah. Hal itu dikarenakan guru dalam mengajar lebih memilih menerapkan metode dan cara mengajar yang cenderung monoton dan membosankan, sehingga menyebabkan siswa kurang termotivasi dan guru kurang mendapat perhatian dari siswa di kelas yang berujung pada dampak hasil belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) semakin rendah dan tujuan pembelajaran di sekolah tidak tercapai. Oleh karena itu guru dituntut kreatif. Kreativitas guru berhubungan dengan merancang dan mempersiapkan bahan ajar/materi pelajaran, mengelola kelas, menggunakan metode yang variatif, memanfaatkan media pembelajaran, sampai dengan mengembangkan instrumen evaluasi, sehingga prestasi belajar siswa meningkat. Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh yang signifikan Kreativitas dan Motivasi Guru secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar siswa Madrasah Aliyah (MA) se-KKMA Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai Fhitung = 14,866>Ftabel  = 3,354, dan nilai sig 0,000 < 0,05. Yang berarti benar bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas Kreativitas dan Motivasi Guru secara bersama-sama terhadap variabel terikat Prestasi Belajar, yaitu sebesar 52,4%.


In the teaching-learning process in schools, there are often a number of problems, including the emphasis on testing through tests, so that students are only fixated on memorizing text in their books without being able to develop their knowledge. Then the inability of students to understand the lessons given by the teacher at school. That is because teachers in teaching prefer to apply methods and methods of teaching that tend to be monotonous and boring, causing students to be less motivated and less attentive to students in the classroom which results in lower social studies learning outcomes and school learning objectives not achieved. Therefore teachers are required to be creative. Teacher's creativity is related to designing and preparing teaching materials / subject matter, managing classes, using varied methods, utilizing learning media, and developing evaluation instruments, so that student achievement increases. Based on the results of the study that there is a significant effect of Teacher Creativity and Teacher Motivation together on Student Achievement of MA in KKMA Cisaat District, Sukabumi Regency. This is evidenced by the value of Fcount = 14,866> Ftable = 3,354, and the value of sig 0,000 <0,05. Which means that there is a significant effect of the independent variable Gurudan Gurus Creativity and Motivation together towards the dependent variable of Learning Achievement, which is equal to 52.4%

Keywords

kreativitas guru motivasi guru prestasi belajar learning achievement teacher creativity teacher motivation

Article Details

References

  1. Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktis Jakarta: Bina Aksara.
  2. Ball Samuel, Davitz. R Joel. 1970. Psychology Of The Educational Process: New York: McGraw-Hill.
  3. Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
  4. Darodjat, Zakiah. 1980. Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan bintang.
  5. Depag. 2002. Al-quran Terjemah. Jakarta: Al-huda (Kelompok Gema Insani).
  6. Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research 2. Yogyakarta: Andi Offet.
  7. Hamalik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekat Kompetens. Jakarta: Bumi Aksara.
  8. Hurlock, Elizabeth B. 1989. Perkembangan Anak, Jilid 2. Jakarta: Erlanga.
  9. Isjoni, 2008, Guru Sebagai Motivator Perubahan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  10. Imam Abi Abdillah Muhammad bin Islmail bin Ibrahim, 1994/ 1414 M. Kitab Shohih Bukhori, Juz 7 Hadits 5640-6722. Darul Fiqri.
  11. Koentjaraningrat, 1994, Metode- Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT Gramedia.
  12. Listria, Aprina. 2007 Sekolah Bukan Sgalanya Pendidikan Kritis Ala Tatto- Chan, Yogyakarta: Pustaka Belajar.
  13. Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineke Cipta.
  14. Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi Sertifilakasi Guru. Bandung: Remaja Rosdayakarya.
  15. Purwanto, Ngalim. 1988. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya.
  16. Samana . 1994. Profesionalisme Keguru. Yogyakarta: Kanisius.
  17. Sardiman. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pres.
  18. Sisdiknas. 2006. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Bandung: Citra Umbara.
  19. Singer, Kurt. 1987. Membina Hasrat Belajar di Sekolah. Bandung: Remaja Karya.
  20. Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.
  21. Sudarmanto. 1993. Tuntunan Metodologi Belajar. Jakarta: Grasindo.
  22. Sudjana, Nana. 1991. Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran, Jakarta: Fakultas Ekomi Universitas Indonesia.
  23. Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat.
  24. Suryabrata, Sumadi. 1995. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  25. Syaodah Sukmadinata, Nana. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  26. Syafruddin Nurdin. 2002. Profesional dan Ikplementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Pres.
  27. Tim, Pengelola KMDK. 1997. Profesi Kependidikan. Semarang: Institut Keguruan dan Ilmu Pengetahuan.
  28. Uzer Usman, Moh. 1991, Menjadi Guru profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
  29. Uzer Usman. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
  30. Wijaya, Cece, dan Tabrani, Rusyan. 1991. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Rosdakarya.
  31. WWW. Blog Copyright Zanikhan, 25 November 2020: Tinjauan Tentang Minat Belajar.