Main Article Content
Abstract
Iddah merupakan tradis warisan pra islam yang eksistensinya tetap berlanjut hingga saat ini. Islam merekonstruksi tradisi iddah masyarakat jahiliyah pra islam menjadi lebih adil dan mengedepankan maslahah. Al-Qur’an dan hadis telah mengatur teknis pelaksaan iddah secara rinci. Meskipun demikian, belum ditemukan secara jelas didalamnya maqashid dari syariat iddah. Penelitian ini berusaha mengungkap maqashid atau tujuan yang ada dalam syariat iddah, kemudian menghubungkannya dengan ilmu psikologi keluarga. Para ulama salaf menyatakan bahwa maqashid umum dari iddah adalah untuk menjaga keturunan (hifdz al-nasl), khususnya dalam aspek pembebasan rahim (baraatur rahim). Namun seiring berjalannya waktu tujuan tersebut dianggap kurang relevan karena dapat digantikan oleh teknologi kedokteran yang lebih canggih. Sementara aspek psikologi dalam iddah dapat dapat ditemukan secara tersirat dalam beberapa ayat yang menjelaskan konsep iddah, misalnya dalam iddah perempuan hamil yang ditinggal mati suami dan perempuan steril (perawan) yang ditinggal mati oleh suami. Aspek psikologi dalam iddah hanya bersifat asumsi yang kebenarannya tidak bersifat mutlak, maka dari itu aspek ini tidak dapat digunakan untuk merubah atau menghapus beberapa ketentuan dari iddah yang telah disebutkan secara jelas dalam al-Qur’an dan hadis.
Iddah is a pre-Islamic tradition whose existence continues to this day. Islam reconstructs the iddah tradition of pre-Islamic jahiliyah society to be fairer and prioritize maslahah. The Qur'an and hadith have regulated the technical implementation of iddah in detail. However, there has not been a clear maqasid found in the Iddah Shari'a. This research seeks to reveal the maqashid or goals contained in the iddah law, then connect it with the science of family psychology. Salaf scholars state that the general maqashid of iddah is to protect offspring (hifdz al-nasl), especially in the aspect of liberation of the womb (baraatur rahim). However, as time goes by, this goal is considered less relevant because it can be replaced by more sophisticated medical technology. Meanwhile, the psychological aspects of iddah can be found implicitly in several verses that explain the concept of iddah, for example in the iddah of pregnant women whose husbands die and sterile (virgin) women whose husbands die. The psychological aspect of iddah is only an assumption whose truth is not absolute; therefore this aspect cannot be used to change or delete several provisions of iddah which have been clearly stated in the Qur'an and hadith.
Keywords
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
References
- Abd Moqsith Ghozali, ‘Iddah Dan Ihdad Dalam Islam: Pertimbangan Legal Formal Dan Etik Moral, dalam buku Tubuh, Seksualitas dan Kedaulatan Perempuan: Bunga Rampai Pemikiran Ulama Muda, Jakarta: RAHIMA-LKiS, 2002.
- Abdurrahman al-Jaziry, Kitabu al-Fiqh ala al-Madhahibul al-Arba’, juz 4, Lebanon: Darul Kutub al-Ilmiyah, 2003
- Abu Bakar bin Muhammad al-Dimyati, I’anah al-Tholibin, juz 4, Lebanon: Darul Fikr, Tt
- Abu Malik Kamal, Shahih Fikih Sunnah, jilid 3, Jakarta: Pustaka Azzam, 2016
- Adeela Shabaz, Islam and Feminism: Theory, Modeling, and Application, Membela Perempuan: Menakar Feminism dengan Nalar Agama, Terj. Jemala Gembala, Jakarta: Penerbit Al-Huda, 2005
- Ahmad Ali Masyhuda, Pengaplikasian Teori Double Movement Pada Hukum ‘Iddah Untuk Laki-Laki, Jurnal HERMENEUTIKA Vol. 4, No. 1, Februari 2020,
- Al-Qurthubiy, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur`an, Juz II Kairo: Dar al-Fikr al-Araby, 1989
- Beni Ahmad Saeban, Fiqh Munakahat, Bandung: Setia, 2001
- Deza Emira, Komparasi Analisis Maqashid Syariah dan Kesetaraan Gender Tentang Iddah, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016
- Hamid Sarong, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, Banda Aceh: Yayasan Pena Banda Aceh, 2005
- Imam Supriyadi, Kajian Hadis Missoginis tentang Iddah, Al-Qānūn, Vol. 23, No. 2, Desember 2020
- Jasser Auda, Membumikan Hukum Islam Melalui Maqashid Syariah, Bandung: Mizan Pustaka, 2015.
- Muhammad Abu Zahrah, Al-Akhwal Al-Syakhsiyyah, Cairo: Dar al-Fikr al-Arabi, 2005.
- Muhammad Fauzan, Maqâshid Nafkah Iddah dan Perlindungan Perempuan, Hukum Islam, Vol. XVI No. 1 Juni 2016
- Muhammad ibn Idris al-Syafi’iy, al-Umm, Beirut: Dar al-Fikr, 1993, Juz V
- Muhammad Khaled Mas’ud, Islamic Legal Philosophy: A Study of Abu Ishaq Al-Syatiby’s Life and Thought, Terj. Ahsin Muhammad, Bandung: Penerbit Pustaka 2006
- Prabanita Sundari, Psikologi Keluarga Dalam Konteks Orang Tua Tunggal (Single Parent), Khazanah Multidisiplin Vol 4, No 1, 2023
- Ratna Suraiya dan Nashrun Jauhari, Psikologi Keluarga Islam Sebagai Disiplin Ilmu (Telaah Sejarah Dan Konsep), Jurnal NIZHAM, Vol. 8, No. Desember 2020
- Ratu Haika, Konsep Qath’i Dan Zhanni Dalam Hukum Kewarisan Islam, Mazahib: Jurnal Pemikiran Hukum Islam, Vol. 15, No. 2, Desember 2016,
- Riha Nadhifah, Pendekatan Keadilan Gender Pada Penerapan Iddah Ditinjau Dari Studi Islam, Urwatul Wutsqo: Jurnal Kependidikan dan Keislaman, Vol. 10 No. 1, Maret 2021
- Sartina dan Lilik Andaryuni, Konsep Syibhul Iddah Bagi Laki-Laki Ditinjau dari Hukum Islam, Jurnal Tana Mana Vol. 3 No. 2, December 2022
- Sayid Sabiq, Fiqih Sunnah, jilid 4, Jakarta: Tinta Abadi Gemilang, 2013
- Soraya Devy dan Maryam, Persepsi Masyarakat tentang Pelaksanaan Iddah Wanita Karier karena Cerai Mati di Kec. Blangkejeren Kab. Gayo Lues Aceh, Jurnal El-Usroh Vol. 3 No. 1, 2020
- Susilo, ‘Iddah dan Ihdad Bagi Wanita Karir, AL-HUKAMA’ Vol. 6 No. 2, 2016
- Syah Waliyullah al-Dihlawiy, Hujjah Allah al-Balighah, Juz II, Beirut: Dar Ihya` al-Ulum, Tt
- Wahbah al-Zuhailiy, al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu, Juz VII, Damaskus: Dar al-Fikr, 1996