https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/issue/feed Rayah Al-Islam 2024-04-01T03:59:27+00:00 Jamal Al Ayubi jamal@arraayah.ac.id Open Journal Systems <p>Rayah Al-Islam is a Journal of Islamic studies published twice a year, this scientific publication is managed by Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab (STIBA) Ar Raayah Sukabumi. This journal focuses on the study of Islam, in the form of Research Results, Ideas, Theories, Methods and other Actual Problems Related to Islamic studies. This journal openly accepts contributions from experts to publish the results of his research.</p> <p>p-ISSN : <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1458804706&amp;1&amp;&amp;" target="_blank" rel="noopener">2503-3816</a><br>e-ISSN : <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1568083589&amp;1&amp;&amp;" target="_blank" rel="noopener">2686-2018</a> <br>DOI : <a href="https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais">10.37274/rais</a> <br>Sinta : <a href="https://sinta3.kemdikbud.go.id/journals/profile/6473" target="_blank" rel="noopener">Grade 5</a> <br>Published : <a href="https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/issue/archive" target="_blank" rel="noopener">April-October</a></p> https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/907 Politik Hukum Lembaga Pengelola Zakat 2024-02-27T23:00:36+00:00 Rahmad Fauzi Salim rfauzisalim@gmail.com Azhari Akmal Tarigan Azhariakmaltarigan@yahoo.com <p>Tulisan ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan memberikan sudut pandang mengenai politik hukum lembaga pengelola zakat. Seperti yang telah diktahui zakat merupakan salah satu rukun Islam dan kewajiban pelaksanaan juga diatur didalam Al-Qur’an. Dan dalam hal ini negara&nbsp; juga mengaturnya didalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Dan berdasarkan pasal 3 UU ini disebutkan bahwa tujuan pengelolaan zakat adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. Namun, seperti beberzpa data yang penulis cantumkan tampaknya pengelolaan zakat oleh lembaga zakat belum efektif atau belum mencapai tujuan dari terciptanya peraturan tersebut. Permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah mengenai politik hukum lembaga pengelola zakat, dan efektifitas pengelolaan zakat oleh lembaga zakat serta pengoptimalan pengelolaan zakat agar terciptanya kesejahteraan masyarakat. Pada penelitian ini penulis menggunakan&nbsp; jenis penelitian yang dilakukan tergolong pada penelitian hukum normatif. Sedangkan metode penelitiannya menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode ini didasarkan atas analisis yang dilakukan terhadap UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Serta menggunakan pendekatan Undang-undang dan pendekatan konseptual. Adapun mengenai hasilnya penulis menemukan belum efektif pengelolaan zakat oleh lembaga pengelola zakat di Indonesia yang dibuktikan belum tercapainya target pengumpulan zakat yaitu pada tahun 2021 telah terkumpul dana sebanyak 17 triliun namun angka tersebut belum mencapai target dari Lembaga pengelola zakat. Sedangkan mengenai politik hukum pengelolaan zakat terdapat pada revisi UU pengelolaan zakat dari awalnya UU No.38 Tahun 1999 kepada UU No.23 tahun 2011 yang dikatakan UU penyempurnaan terhadap UU yang lama dengan tujuan memperketat aturan pembayaran zakat di Indonesia. Dan pengoptimalan yang dilakukan oleh Lembaga pengelola zakat agar masyarakat sejahtera adalah dengan menghimbau bahwa seharusnya pembayaran zakat dilakukan pada badan resmi pemerintahan.</p> <p><em>This paper aims to share knowledge and provide a perspective on the legal politics of zakat management institutions. As already known, zakat is one of the pillars of Islam and the obligation to implement it is also regulated in the Qur'an. And in this case the state also regulates it in Law Number 23 of 2011 concerning the management of zakat. And based on article 3 of this law, it is stated that the purpose of zakat management is to increase the effectiveness and efficiency of services in zakat management, to increase the benefits of zakat to realize community welfare and reduce poverty. However, as some of the data that the author has included, it seems that the management of zakat by zakat institutions has not been effective or has not achieved the objectives of the creation of the regulation. The problems that will be discussed in this paper are about the legal politics of zakat management institutions, and the effectiveness of zakat management by zakat institutions as well as optimizing zakat management in order to create community welfare. In this study, the author uses the type of research carried out classified as normative legal research. While the research method using qualitative research methods. This method is based on the analysis conducted on Law no. 23 of 2011 concerning Zakat Management. As well as using the law approach and conceptual approach. As for the results, the authors found that zakat management institutions in Indonesia have not been effective yet, as evidenced by the fact that the zakat collection target has not been achieved, namely in 2021, 17 trillion funds have been collected, but this figure has not reached the target of the zakat management institution. Meanwhile, regarding the legal politics of zakat management, there is a revision of the zakat management law from Law No. 38 of 1999 to Law No. 23 of 2011 which is said to be a revision of the old law with the aim of tightening the rules for paying zakat in Indonesia. And the optimization carried out by the zakat management institution so that the community is prosperous is by urging that zakat payments should be made to official government agencies</em>.</p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Rahmad Fauzi Salim, Azhari Akmal Tarigan https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/908 Penyaluran Dana Infaq Melalui Pembangunan Rumah Duafa Oleh Baitul Mal Aceh Perspektif Hukum Islam 2024-02-27T23:00:36+00:00 Annisa Sativa ichasativa@gmail.com Mhd.Yadi Harahap mhdyadiharahap@uinsu.ac.id <p>Artikel&nbsp; ini membahas mengenai penyaluran dana infaq melalui pembangunan rumah duafa oleh Baitul Mal Aceh dalam perspektif hukum islam. Dan yang menjadi pokok permasalahan yang dibahas tentang mekanisme penyaluran dana infaq melalui pembangunan rumah duafa oleh Baitul Mal serta bagaimana perspektif hukum islam terhadap program rumah duafa. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif analisis. Penulis memperoleh data dengan mengambil data dari bahan keputakaan seperti jurnal dan beberapa peraturan tentang Baitul Mal Aceh. Hasil penelitian Menunjukan mekanisme penyaluran dana infak melalui Baitul Mal Aceh diserahkan ke setiap Kabupaten untuk mengurus penyaluran tersebut dengan ketentuan yang sudah diberikan Baitul Mal pusat. Seperti langkah pertama yang harus dilakukan yaitu mengajukan proposal kepada baitul Mal dan kemudian akan disurvei kelayakan dokumen dan syarat. Dan pemberian rumah duafa ini harus benar-benar merupakan masyarakat miskin yang menerimanya dengan dibuktikan surat dari Kepala Desa setempat dan harus memiliki sertifikat tanah.&nbsp; Tinjauan hukum Islam terhadap penyaluran dana infaq ini sudah sesuai dengan hukum islam karna pada dasarnya sudah memenuhi rukun dan syarat dari infaq.</p> <p><em>This article discusses the distribution of infaq funds through the construction of duafa houses by Baitul Mal Aceh from the perspective of Islamic law. And what is the main issue discussed is the mechanism for channeling infaq funds through the construction of duafa houses by Baitul Mal and what is the perspective of Islamic law on the duafa house program. The method used is descriptive method, in obtaining data the authors took from library materials such as journals and several regulations regarding Baitul Mal Aceh. The results of the research show that the mechanism for channeling infaq funds through Baitul Mal Aceh is handed over to each district to manage the distribution with the provisions that have been given by the central Baitul Mal. As the first step that must be taken is to submit a proposal to Baitul Mal and then a survey will be conducted for the eligibility of documents and conditions. And the gift of a duafa house must really be for the poor who receive it with proof of a letter from the local village head and must have a land certificate. The review of Islamic law regarding the distribution of infaq funds is in accordance with Islamic law because basically it fulfills the pillars and conditions of infaq.</em></p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Annisa Sativa, Mhd.Yadi Harahap https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/909 Analisis Perspektif Pemikiran Muhammad Abdul Mannan Tentang Kebijakan Fiskal Islam 2024-02-28T01:50:56+00:00 Hardilah Pausiyanti hardilahpausiyanti05@gmail.com <p>Muhammad Abdul Mannan salah satu pakar ekonom muslim kontemporer yang memiliki ide-ide teori ekonomi Islam yang cukup komprehensif yaitu sebuah ekokomi yang berpijak di atas petunjuk Syariat Islam dengan berpedoman pada Al-Qur’an, Sunnah, Hadis Nabi, Ijma’/Konsensus Ulama dan Qiyas atau Ijtihad. Dalam menganalisis pendapatnya timbul pendapat yang menyatakan dimana dalam ekonomi kontemporer saat ini konsep kebijakan fiskal masih ada masalah yang belum selesai sehingga belum dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian diperlukan lebih jauh mengupas gambaran tentang kebijakan-kebijakan fiskal. Dalam perekonomian Islam di era Rasulullah SAW. Pada penelitian ini akan membahas tentang bagaimana pemikiran Mannan mengenai kebijakan fiskal dalam ekonomi yang berlandaskan Islam? Apakah ada pemikiran Mannan yang diimplementasikan, jika dikaitkan dengan kebijakan fiskal yang ada di Indonesia?. Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mengetahui pendapat M. Abdul Mannan mengenai apa yang disebut kebijakan fiskal atau sistem pengeluaran dan pendapatan negara yang berlandaskan Islam yang mana mengarah pada lebih jauh kemajuan umat manusia dengan berlandaskan penyebaran pembangunan yang merata, bisa juga dikatakan dengan mengacu pada hal-hal yang bersifat duniawi dan akhirat dikedudukan yang setara.</p> <p><em>Muhammad Abdul Mannan, one of the contemporary Muslim economists who has quite comprehensive ideas of Islamic economic theory, namely an economic economist that is based on the guidance of Islamic Shari'a based on the Al-Qur'an, Sunnah, Hadith of the Prophet, Ijma'/Ulama Consensus and Qiyas or Ijtihad. In analyzing his opinion, an opinion emerged stating that in today's contemporary economy the concept of fiscal policy still has unfinished problems so that it cannot run as expected. Thus it is necessary to further explore the description of fiscal policies. In Islamic Economics in the era of Rasulullah SAW. In this study, we will discuss how Mannan thinks about fiscal policy in an Islamic-based economy? Is there Mannan's thought that is implemented, if it is related to the existing fiscal policy in Indonesia? The purpose of this paper is to find out M. Abdul Mannan's opinion regarding the so-called fiscal policy or a system of state expenditure and income based on Islam which leads to further human progress based on an equitable distribution of development, it can also be said with reference to things that are worldly and hereafter in an equal position.</em></p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Hardilah Pausiyanti https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/910 Pengaruh Digitalisasi Terhadap Pengelolaan Wakaf Uang Pada Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kalimantan Timur 2024-02-27T23:00:36+00:00 Nungki Melinda nungki@gmail.com <p>Badan Wakaf Indonesia&nbsp;atau disingkat&nbsp;BWI&nbsp;adalah lembaga independen untuk mengembangkan perwakafan di&nbsp;<a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia">Indonesia</a>&nbsp;yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang&nbsp;<a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Wakaf">wakaf</a>.&nbsp;Berkedudukan di ibu kota Indonesia,&nbsp;<a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta">Jakarta</a>&nbsp;dan mempunyai cabang di provinsi dan kabupaten/ kota. Dengan jumlah pengurus paling sedikit 20 orang dan paling banyak 30 orang dan di pusat diangkat oleh presiden, sedangkan keanggotaan BWI di daerah diangkat oleh BWI. Salah satu program dalam kegiatan BWI sendiri yaitu Wakaf Uang. &nbsp;Uang wakaf yang telah dihimpun merupakan harta benda wakaf yang nilai pokoknya harus dijaga dan wajib diinvestasikan pada sektor riil atau sektor keuangan yang sesuai syariah dan peraturan perundang-undangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi wakaf uang yaitu Digitalisas, SDM serta Pemberdayaan Masyarakat. Peneliti disini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pendeatan deskriptif analisis. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu digitalisasi, SDM dan Pemberdayaan Masyarakat sebagai variabel dependen dan wakaf uang dan badan wakaf Indonesia sebagai variabel independen.</p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Nungki Melinda https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/912 Konsep Kenabian dan Ajaran Moral dalam Agama-Agama 2024-02-27T23:00:36+00:00 Abdul Hafiz abdul.hafiz@uinjkt.ac.id Leli Romdaniah leliromdaniah27@gmail.com Rasya Ahmad Nizar rasya@gmail.com Syifa Mauliza syifa@gmail.com <p>Kenabian merupakan konsep sentral dalam banyak agama-agama yang tersebar di seluruh dunia. Konsep ini merujuk pada wahyu ilahi yang diterima oleh individu tertentu, yang disebut sebagai nabi atau rasul, untuk menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepada umat manusia. Artikel ini mengeksplorasi peran kenabian dalam beberapa agama utama, seperti Islam, Kristen, Yahudi, Hindu, dan Buddha. Dalam Islam, kenabian diwakili oleh serangkaian nabi, dengan Nabi Muhammad SAW dianggap sebagai nabi terakhir. Mereka dianggap sebagai utusan Tuhan yang membawa petunjuk hidup, hukum moral, dan ajaran-ajaran untuk mencapai kehidupan yang benar di dunia dan akhirat. Sementara itu, dalam Kekristenan, kenabian terfokus pada Yesus Kristus sebagai Anak Allah dan penyelamat umat manusia. Alkitab Kristen, yang mencakup Perjanjian Lama dan Baru, memuat banyak catatan kenabian yang memberikan panduan spiritual. Dalam tradisi Yahudi, kenabian terkait dengan nabi-nabi seperti Musa dan Elia, yang membawa Taurat dan tulisan-tulisan nabi lainnya. Hindu memiliki konsep Avatara, di mana Dewa turun ke dunia sebagai inkarnasi untuk melindungi dharma. Dalam Buddhisme, Siddhartha Gautama, yang kemudian dikenal sebagai Buddha, dianggap sebagai "yang tercerahkan" dan membimbing orang untuk mencapai pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian. Meskipun terdapat perbedaan-perbedaan signifikan dalam pemahaman kenabian di antara agama-agama tersebut, konsep ini secara umum mencerminkan upaya Tuhan untuk berkomunikasi dengan umat manusia melalui utusan-utusan-Nya. Kenabian tidak hanya menjadi dasar ajaran moral dan spiritual, tetapi juga menginspirasi umat manusia untuk mencapai tujuan kehidupan yang bermakna dan mendalam. Artikel ini merinci peran dan signifikansi kenabian dalam kerangka kepercayaan beragam, memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana agama-agama memandang hubungan antara manusia dan yang Maha Kuasa.</p> <p><em>Prophethood is a central concept in many religions spread throughout the world. This concept refers to divine revelations received by certain individuals, referred to as prophets or apostles, to convey God's messages to humanity. This article explores the role of prophecy in several major religions, such as Islam, Christianity, Judaism, Hinduism, and Buddhism. In Islam, prophethood is represented by a series of prophets, with the Prophet Muhammad SAW considered the last prophet. They are considered as messengers of God who bring life guidance, moral laws, and teachings to achieve a right life in this world and the afterlife. Meanwhile, in Christianity, prophecy focuses on Jesus Christ as the Son of God and savior of mankind. The Christian Bible, which includes the Old and New Testaments, contains many prophetic accounts that provide spiritual guidance. In Jewish tradition, prophethood is associated with prophets such as Moses and Elijah, who brought the Torah and the writings of other prophets. Hinduism has the concept of Avatara, where Gods descend to the world as incarnations to protect dharma. In Buddhism, Siddhartha Gautama, later known as the Buddha, was considered "the enlightened one" and guided people to achieve liberation from the cycle of birth and death. Although there are significant differences in the understanding of prophecy between these religions, this concept generally reflects God's efforts to communicate with humanity through His messengers. Prophethood is not only the basis of moral and spiritual teachings, but also inspires humanity to achieve meaningful and deep life goals. This article details the role and significance of prophecy within diverse belief frameworks, providing a better understanding of how religions view the relationship between humans and the Almighty.</em></p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Abdul Hafiz, Leli Romdaniah, Rasya Ahmad Nizar, Syifa Mauliza https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/911 Analisis Perencanaan Kurikulum Pendidikan Islam Dalam Meningkatkan Ketaqwaan Santri Study Kasus Pesantren Daarut Tarqiyah Primago 2024-02-27T23:00:37+00:00 Irfan Maulana irfanjakarta789@gmail.com Syarif H Gani syarifgani17041998@gmail.com Endin Mujahidin endin.mujahidin@uika-bogor.ac.id <p>Dunia pendidikan saat ini menghadirkan berbagai perkembangan dalam mengasah bakat atau potensi peserta didik untuk mencapai kemampuan yang terukur dan meraih prestasi mereka. Tidak dapat dipungkiri proses pendidikan adalah satu cara peserta didik untuk mengembangkan, melatih dan mengasah kemampuan mereka sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan dari penelitian : 1. Bagaimana konten kurikulum Islam di Pesantren Daarut Tarqiyah Primago. 2. Bagaimana metode pengajaran dan pembelajaran di Pesantren Daarut Tarqiyah Primago. 3. Bagaimana bentuk evaluasi dan pemantaun di Pesantre Daarut Tarqiyah Primago. Metode penelitian yang digunakan adalah kualutatif deskriptif. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kurikulum pendidikan agama Islam di pesantren memiliki peran penting dalam memperkuat ketaqwaan siswa. Pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai agama, praktik ibadah sehari-hari, interaksi yang intens antara guru-siswa, dan pengembangan kultur spiritual menjadi kunci dalam proses pendidikan.</p> <p><em>The world of education currently presents various developments in honing students' talents or potential to achieve measurable abilities and achieve their achievements. It cannot be denied that the educational process is a way for students to develop, train and hone their abilities in accordance with the educational goals that have been set. Objectives of the research: 1. What is the content of the Islamic curriculum at the Daarut Tarqiyah Primago Islamic Boarding School. 2. What are the teaching and learning methods at the Daarut Tarqiyah Primago Islamic Boarding School. 3. What is the form of evaluation and monitoring at the Daarut Tarqiyah Primago Islamic Boarding School. The research method used is descriptive qualitative. The results of this research show that the Islamic religious education curriculum in Islamic boarding schools has an important role in strengthening students' devotion to faith. A deep understanding of religious values, daily worship practices, intense interaction between teachers and students, and the development of spiritual culture are the keys to the educational process.</em></p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Irfan Maulana, Syarif H Gani, Endin Mujahidin https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/913 Konsep Hubungan Agama dan Negara dalam Kehidupan Masyarakat 2024-02-29T22:31:27+00:00 Abdul Hafiz abdul.hafiz@uinjkt.ac.id Muhammad Zuhdi zuhdi@gmail.com <p>Artikel ini menggali hubungan yang kompleks antara agama dan negara, membahas dinamika interaksi di antara keduanya dalam berbagai konteks sejarah dan budaya. Fokus utama adalah memahami dampak agama terhadap pembentukan kebijakan negara, struktur politik, dan kehidupan masyarakat. Diskusi melibatkan berbagai pandangan, mulai dari pemisahan ketat antara agama dan negara hingga integrasi yang erat di beberapa sistem politik. Dalam konteks pemisahan antara agama dan negara, ditekankan perlunya menjaga pluralitas dan kebebasan beragama dalam masyarakat. Pemahaman terhadap prinsip sekularisme diuraikan sebagai landasan bagi pembentukan kebijakan yang adil dan inklusif. Sebaliknya, terdapat juga eksplorasi terhadap negara-negara yang mendasarkan identitas dan hukum mereka pada prinsip-prinsip agama tertentu, dan dampaknya terhadap dinamika sosial dan politik. Artikel ini mencermati studi kasus dari berbagai negara, termasuk yang menerapkan hukum berbasis agama, untuk menyajikan analisis yang komprehensif tentang bagaimana hubungan agama dan negara mempengaruhi tatanan masyarakat. Dalam keseluruhan diskusi, ditekankan pula pentingnya menjaga keseimbangan antara kebebasan beragama dan kebutuhan untuk menjaga stabilitas politik dan sosial. Kesimpulannya, artikel ini menyediakan kerangka pemahaman yang mendalam mengenai hubungan antara agama dan negara, menyoroti kompleksitas isu-isu tersebut dan menekankan perlunya pendekatan yang bijak dan inklusif untuk memastikan harmoni di antara keragaman keyakinan dalam masyarakat yang semakin global dan multikultural.</p> <p><em>This article explores the complex relationship between religion and the state, discussing the dynamics of interaction between the two in various historical and cultural contexts. The main focus is understanding the impact of religion on the formation of state policies, political structures, and societal life. Discussions involve a wide range of views, ranging from strict separation of religion and state to close integration in some political systems. In the context of the separation between religion and state, the need to maintain plurality and religious freedom in society is emphasized. Understanding the principles of secularism is described as the basis for forming fair and inclusive policies. Conversely, there is also an exploration of countries that base their identity and laws on certain religious principles, and their impact on social and political dynamics. This article looks at case studies from various countries, including those that implement religion-based laws, to present a comprehensive analysis of how the relationship between religion and the state influences the order of society. Throughout the discussion, the importance of maintaining a balance between religious freedom and the need to maintain political and social stability was also emphasized. In conclusion, this article provides a framework for in-depth understanding of the relationship between religion and state, highlighting the complexity of the issues and emphasizing the need for a wise and inclusive approach to ensuring harmony among the diversity of beliefs in an increasingly global and multicultural society.</em></p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Abdul Hafiz, Muhammad Zuhdi https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/918 Aspek Psikologis Suami Istri Sebagai Maqashid dalam Syariat Iddah dan Ihdad 2024-02-27T23:00:37+00:00 M. Faiz Nashrullah fnashrullah@gmail.com Abdul Rohim Al Wafi abdurrahim.alwavi@gmail.com Zulham Wahyudani zulham.wahyudani@iainlangsa.ac.id <p>Iddah merupakan tradis warisan pra islam yang eksistensinya tetap berlanjut hingga saat ini. Islam merekonstruksi tradisi iddah masyarakat jahiliyah pra islam menjadi lebih adil dan mengedepankan <em>maslahah</em>. Al-Qur’an dan hadis telah mengatur teknis pelaksaan iddah secara rinci. Meskipun demikian, belum ditemukan secara jelas didalamnya <em>maqashid</em> dari syariat iddah. Penelitian ini berusaha mengungkap <em>maqashid</em> atau tujuan yang ada dalam syariat iddah, kemudian menghubungkannya dengan ilmu psikologi keluarga. Para ulama salaf menyatakan bahwa <em>maqashid</em> umum dari iddah adalah untuk menjaga keturunan (<em>hifdz al-nasl</em>), khususnya dalam aspek pembebasan rahim (<em>baraatur rahim</em>). Namun seiring berjalannya waktu tujuan tersebut dianggap kurang relevan karena dapat digantikan oleh teknologi kedokteran yang lebih canggih. Sementara aspek psikologi dalam iddah dapat dapat ditemukan secara tersirat dalam beberapa ayat yang menjelaskan konsep iddah, misalnya dalam iddah perempuan hamil yang ditinggal mati suami dan perempuan steril (perawan) yang ditinggal mati oleh suami. Aspek psikologi dalam iddah hanya bersifat asumsi yang kebenarannya tidak bersifat mutlak, maka dari itu aspek ini tidak dapat digunakan untuk merubah atau menghapus beberapa ketentuan dari iddah yang telah disebutkan secara jelas dalam al-Qur’an dan hadis.</p> <p><em>Iddah is a pre-Islamic tradition whose existence continues to this day. Islam reconstructs the iddah tradition of pre-Islamic jahiliyah society to be fairer and prioritize maslahah. The Qur'an and hadith have regulated the technical implementation of iddah in detail. However, there has not been a clear maqasid found in the Iddah Shari'a. This research seeks to reveal the maqashid or goals contained in the iddah law, then connect it with the science of family psychology. Salaf scholars state that the general maqashid of iddah is to protect offspring (hifdz al-nasl), especially in the aspect of liberation of the womb (baraatur rahim). However, as time goes by, this goal is considered less relevant because it can be replaced by more sophisticated medical technology. Meanwhile, the psychological aspects of iddah can be found implicitly in several verses that explain the concept of iddah, for example in the iddah of pregnant women whose husbands die and sterile (virgin) women whose husbands die. The psychological aspect of iddah is only an assumption whose truth is not absolute; therefore this aspect cannot be used to change or delete several provisions of iddah which have been clearly stated in the Qur'an and hadith.</em></p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 M. Faiz Nashrullah, Abdul Rohim Al Wafi, Zulham Wahyudani https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/916 Toleransi Beragama dalam Masyarakat Plural : Inisiatif Pendidikan, Kebijakan Publik, dan Peran Media dalam Membentuk Sikap Toleransi 2024-02-27T23:00:37+00:00 Abdul Hafiz abdul.hafiz@uinjkt.ac.id Leli Romdaniah leliromdaniah27@gmail.com Rasya Ahmad Nizar rasya@gmail.com Syifa Mauliza syifa@gmail.com <p>Artikel ini mengulas konsep dan praktik toleransi beragama dalam masyarakat plural. Fokus utama adalah menjelajahi bagaimana masyarakat yang beragam dalam hal keyakinan dan kepercayaan dapat mencapai koeksistensi yang harmonis melalui pemahaman, dialog, dan penghargaan terhadap perbedaan. Diskusi melibatkan studi kasus dari berbagai negara dan budaya yang sukses dalam mempromosikan toleransi beragama sebagai landasan bagi kerukunan sosial. Toleransi beragama didefinisikan sebagai sikap terbuka dan penghargaan terhadap variasi keyakinan agama tanpa mengorbankan nilai-nilai fundamental keadilan dan hak asasi manusia. Dalam masyarakat plural, pemahaman terhadap perbedaan keyakinan menjadi esensial untuk mengatasi konflik potensial. Artikel ini membahas inisiatif pendidikan, kebijakan publik, dan peran media dalam membentuk sikap toleransi sejak dini. Studi kasus melibatkan negara-negara yang sukses mengimplementasikan model toleransi beragama, seperti Indonesia dengan falsafah "Bhinneka Tunggal Ika", yang berarti "Berbeda-beda namun tetap satu". Pengalaman-pengalaman positif ini memberikan inspirasi bagi masyarakat di seluruh dunia untuk mengadopsi prinsip-prinsip toleransi dalam konteks keberagaman agama. Artikel ini menyimpulkan dengan menekankan pentingnya menerapkan pendekatan inklusif dalam mempromosikan toleransi beragama, yang melibatkan pendidikan yang mendalam, dialog antaragama, dan peran aktif masyarakat sipil. Pemahaman dan penerimaan terhadap pluralitas keyakinan dianggap sebagai kunci untuk menciptakan masyarakat yang adil, damai, dan bersatu meskipun perbedaan keyakinan agama.</p> <p><em>This article reviews the concept and practice of religious tolerance in a plural society. The main focus is exploring how societies that are diverse in terms of beliefs and beliefs can achieve harmonious coexistence through understanding, dialogue and respect for differences. The discussion involves case studies from various countries and cultures that have been successful in promoting religious tolerance as a foundation for social harmony. Religious tolerance is defined as an open attitude and respect for variations in religious beliefs without sacrificing the fundamental values ​​of justice and human rights. In a pluralistic society, understanding differences in beliefs is essential for resolving potential conflicts. This article discusses educational initiatives, public policy, and the role of the media in forming attitudes of tolerance from an early age. Case studies involve countries that have successfully implemented a model of religious tolerance, such as Indonesia with the philosophy of "Bhinneka Tunggal Ika", which means "Diverse but still one". These positive experiences provide inspiration for people around the world to adopt the principles of tolerance in the context of religious diversity. The article concludes by emphasizing the importance of implementing an inclusive approach in promoting religious tolerance, involving in-depth education, interfaith dialogue, and the active role of civil society. Understanding and acceptance of a plurality of beliefs is considered the key to creating a just, peaceful and united society despite differences in religious beliefs.</em></p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Abdul Hafiz, Leli Romdaniah, Rasya Ahmad Nizar, Syifa Mauliza https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/906 Wacana Filsafat Ilmu Balaghah : Kajian Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi 2024-02-27T23:00:37+00:00 Fajar Alamin fajar.alamin@upi.edu Asep Sopian asepsopian@upi.edu <p>Ilmu Balaghah digunakan untuk mengkaji sampainya makna, di sisi lain terdapat ilmu analisis makna lain seperti hermeneutika dan stilistika. Ditengah kajian makna yang kompetitif, kajian terhadap Ilmu Balaghah dari sudut pandang filsafat diperlukan untuk mengokohkannya sebagai sebuah kajian yang mapan dan kontributif. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, literatur terkait Balaghah dan wacana filsafat diramu untuk mengetahui duduk perkara balaghah dari sudut pandang ontologi, epistemologi dan Aksiologi. Hasil penelitian menujukkan bahwa secara ontologi Ilmu Balaghah berfungsi untuk menyampaikan makna jelas dengan ungkapan benar, berkesan di hati, sesuai situasi, terdapat 3 kajian cabang di dalamnya : Bayan, Maani, Badi'. Secara epistemologi, dilihat dari segi empirisme, rasionalisme, dan intuisi, penggunaan panca indera, akal, dan naluri menentukan makna dalam Balaghah. Secara Aksiologis nilai sampainya makna menjadi aspek yang paling penting.</p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Fajar Alamin, Asep Sopian https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/917 Teori Pendidikan Empirisme Behaviorisme (John Locke) dalam Perspektif Pendidikan Islam 2024-02-27T23:00:37+00:00 Abdul Hafiz abdul.hafiz@uinjkt.ac.id Suparto suparto@uinjkt.ac.id <p>Penelitian ini membahas Teori Pendidikan Empirisme Behaviorisme, terutama melalui lensa pemikiran John Locke, dan menggali perspektif Pendidikan Islam terhadap konsep-konsep tersebut. Teori Empirisme Behaviorisme menekankan pada pengalaman dan observasi sebagai sumber utama pengetahuan dan pembentukan karakter. Dalam konteks Pendidikan Islam, Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai Islam, keyakinan, dan prinsip-prinsip keagamaan dapat diselaraskan dengan teori tersebut. Pandangan Locke tentang "tabula rasa" atau "lembaran kosong" sebagai keadaan awal manusia menjadi titik fokus, dengan penekanan pada peran pengalaman dan lingkungan dalam membentuk karakter dan pengetahuan individu. Sementara itu, perspektif Pendidikan Islam menyoroti konsep "fitrah" sebagai kodrat manusia yang cenderung mencari Tuhan. Penelitian ini juga membahas implikasi teori tersebut dalam proses pendidikan, peran guru, dan pembentukan moralitas dalam konteks Pendidikan Islam. Penggalian nilai-nilai Islam, etika, dan ajaran agama sebagai bagian integral dari pendidikan menjadi penting dalam menyelaraskan konsep empirisme dan behaviorisme dengan prinsip-prinsip Islam. Kesimpulannya, Penelitian ini mengajukan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana Teori Pendidikan Empirisme Behaviorisme, khususnya pandangan John Locke, dapat diaplikasikan dan dimodifikasi agar sejalan dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Pendidikan Islam. Melalui integrasi yang bijak, dapat diciptakan pendekatan pendidikan holistik yang memadukan pengalaman, pengembangan karakter, dan nilai-nilai keagamaan untuk membentuk individu yang berkualitas secara spiritual dan moral.</p> <p><em>This research discusses the Empiricist Behaviorist Education Theory, especially through the lens of John Locke's thinking, and explores the Islamic Education perspective on these concepts. Empiricism Behaviorism theory emphasizes experience and observation as the main sources of knowledge and character formation. In the context of Islamic Education, this research explores how Islamic values, beliefs and religious principles can be aligned with this theory. Locke's view of the "tabula rasa" or "blank slate" as the initial state of man became a focal point, with an emphasis on the role of experience and environment in shaping an individual's character and knowledge. Meanwhile, the Islamic Education perspective highlights the concept of "fitrah" as human nature which tends to seek God. This research also discusses the implications of this theory in the educational process, the role of teachers, and the formation of morality in the context of Islamic education. Exploring Islamic values, ethics and religious teachings as an integral part of education is important in aligning the concepts of empiricism and behaviorism with Islamic principles. In conclusion, this research proposes a deeper understanding of how the Empiricist Behaviorist Education Theory, especially John Locke's views, can be applied and modified to be in line with the values ​​and principles of Islamic Education. Through wise integration, a holistic educational approach can be created that combines experience, character development and religious values ​​to form spiritually and morally qualified individuals.</em></p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Abdul Hafiz, Suparto https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/922 Perbandingan Fikih Tentang Gharar 2024-02-27T23:00:37+00:00 Frilla Gunariah gunariahfrilla@gmail.com Sofian Al Hakim sofyanalhakim@uinsgd.ac.id Dedah Jubaedah dedahsitizubaedah@gmail.com Triana Apriani triana.apriani84@gmail.com Nurul Fadhlya Hidayatunnisa nurul.fadhlya@widyatama.ac.id <p>Dalam hukum Islam, transaksi yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dapat dianggap rusak jika ketidakpastian tersebut besar, tetapi tidak rusak jika ketidakpastian tersebut kecil. Penulis artikel ini mempunyai tujuan untuk mengkaji kapabilitas transaksi yang dianggap tidak sempurna, serta jenis-jenis gharar yang tidak diperbolehkan dan diperbolehkan berdasarkan kaidah hukum tersebut. Penelitian ini menetapkan metode kepustakaan dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan gharar yang diperbolehkan adalah gharar yang kecil, yaitu gharar sebagian dari tradisi pasar atau jual beli dan tidak merugikan salah satu pihak atau pihak-pihak terkait.</p> <p><em>In Islamic law, transactions that contain elements of uncertainty (gharar) can be considered invalid if the uncertainty is great, but not invalid if the uncertainty is small. The author of this article aims to examine the capacity of transactions that are considered imperfect, as well as the types of gharar that are not allowed and allowed based on these legal principles. This research uses a literature review method with descriptive analysis. The results of the study show that the gharar that is allowed is the small gharar, which is gharar that has become part of the market or trade tradition and does not harm any party or parties involved.</em></p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Frilla Gunariah, Sofian Al Hakim, Dedah Jubaedah, Triana Apriani, Nurul Fadhlya Hidayatunnisa https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/923 Pendayagunaan Wakaf Uang dalam Hukum Islam dan Undang-Undang Wakaf 2024-02-27T23:00:37+00:00 Andi Muhammad Ikram andimuhammadikram820@gmail.com <p>Dalam sistem ekonomi Islam, wakaf merupakan salah-satu instrument yang sangat petonsial dalam pemberdayaan sosial ekonomi umat. Saat ini wakaf mengalami perkembangan dalam sistem penghimpunan dan pengelolahannya. Salah-satunya berupa wakaf tunai, dimana dengan adanya wakaf tunai, maka wakaf tidak hanya terbatas pada barang dan benda, meskipun wakaf tunai masih menjadi perdebatan dikalangan ulama. Di Indonesia sendiri wakaf tunai diatur dengan mengelurkan Fatwa Majelis Ulama Indonesia tanggal 11 Mei 2002 terkait diperbolehkan wakaf tunai, hal ini kemudian dikuatkan dengan legalitas hukum melalui Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 yang mengatur bolehnya wakaf uang bukan hanya terbatas pada benda atau barang. Merujuk kepada pendapat ulama yang memperbolehkan wakaf tunai dan legalitas hukum di Indonesia, pendayagunaan wakaf tunai sangat diperlukan melalui pengelolahan dan pengembangan, melihat sisi manfaat yang dihasilakan dari pendayagunaan wakaf tunai sangat besar bagi umat islam, umumnya seluruh umat manusia.</p> <p><em>In the Islamic economic system, waqf is one of the most important instruments in empowering the socio-economic community. Currently waqf is experiencing developments in its collection and management system. One of them is in the form of cash waqf, where with the existence of cash waqf, waqf is not only limited to goods and objects, although cash waqf is still being debated among scholars. In Indonesia, cash waqf is regulated by issuing a Fatwa from the Indonesian Ulema Council dated May 11, 2002 regarding the permissibility of cash waqf. This was later strengthened by legality through Law Number 41 of 2004 which regulates that cash waqf is not only limited to objects or goods. Referring to the opinion of scholars who allow cash waqf and the legality of the law in Indonesia, the utilization of cash waqf is very much needed through management and development, looking at the side of the benefits generated from the utilization of cash waqf is very large for Muslims, generally all mankind.</em></p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Andi Muhammad Ikram https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/919 Peran Orang Tua dalam Memilih Pendidikan Homeschooling Bagi Anak 2024-02-27T23:00:37+00:00 Nuraini nuraini@iuqi.bogor.ac.id Willa Putri willa.putri@iuqibogor.ac.id Delpi Haryani delpi.haryani@iuqibogor.ac.id <p>Pendidikan <em>homeschooling </em>banyak diaplikasikan oleh keluarga yang merasa bahwa orang tua harus berperan penuh dalam proses pendidikan anak hingga mengharuskan orang tua terjun secara langsung dalam proses pembelajaran.&nbsp; Hal ini tentunya didasarkan atas tujuan dan visi keluarga, sehingga kegiatan <em>homeschooling </em>setiap keluarga akan berbeda-beda sesuai dengan visinya masing-masing. Dengan itu maka tujuan penelitian studi kasus ini adalah untuk mengetahui adanya Peran Orang Tua Dalam Memilih Pendidikan <em>Homeschooling </em>Bagi Anak. Subjek penelitian terdiri atas 3 keluarga yang menerapkan pembelajaran <em>homeschooling </em>bagi anaknya yang rata-rata berusia 6 – 10 tahun di Ciampea Ilir, Perumahan Purry Arraya, dan Perumahan Dramaga Pratama, Bogor. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, data yang digunakan adalah hasil dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pendidikan <em>homeschooling</em> adalah pendidikan berbasis keluarga yang memuat pendidikan rumahan sesuai dengan visi misi keluarga itu sendiri dan kurikulum yang dipilih juga sesuai nilai keluarga dan tujuan akhir orang tua. &nbsp;Sehingga bukan diartikan sebagai sekolah yang dipindahkan ke rumah, 2) Alasan orang tua memilih model pendidikan <em>homeschooling </em>bagi anak<em>, </em>karena orang tua melihat adanya karakter anak, minat dan bakat anak yang mesti dikembangkan serta adanya keinginan kuat untuk menjadikan anak-anak sebagai penerus generasi, 3) Praktek yang dilakukan dirumah lebih tepatnya adalah pendidikan rumahan (<em>home education</em>). Dimana kegiatan yang dilakukan setiap keluarga akan bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan atau target yang ingin dicapai, 4) Hambatan orang tua dalam menjalani pendidikan <em>homeschooling </em>dapat terjadi karena faktor internal ataupun eksternal tergantung pada kondisi masing-masing keluarga. Adapun faktor internal seperti adanya adik yang mengganggu proses belajar anak serta profesi atau kesibukan orang tua, sementara factor eksternalnya adalah adanya berbagai persepsi orang lain terhadap keluarga yang menerapkan <em>homeschooling,</em> dan 5) Berbagai persepsi orang lain terhadap <em>homeschooling </em>ditanggapi orang tua dengan tenang dan menjelaskan bahwa apa yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan target anak yang dibantu melalui peran orang tua secara penuh dan maksimal meskipun awalnya memang berat dan cukup mengena dihati, namun seiring berjalannya waktu serta banyaknya dukungan dari keluarga-keluarga <em>homeschooling </em>lainnya akhirnya segala persepsi dapat diterima dengan baik.</p> <p><em>Homeschooling&nbsp; education is widely applied by families who feel that parents must play a full role in the child's education process to require parents to be directly involved in the learning process.&nbsp; This is certainly based on family goals and visions, so that homeschooling&nbsp; activities for each family will vary according to their respective visions. With that, </em><em>&nbsp;the purpose of this case study research is to find out the role of parents in choosing homeschooling&nbsp; education for children. The subjects of the study consisted of 3 families who implemented homeschooling learning for their children whose average age was 6-10 years in Ciampea Ilir, Purry Arraya Housing, and Dramaga Pratama Housing, Bogor. Researchers use qualitative methods with descriptive methods and the data used are the results of interviews, observations and documentation. The results showed that: 1) </em><em>&nbsp;Homeschooling&nbsp; education is a family-based education that contains home education </em><em>&nbsp;in accordance with the vision and mission of the family itself and the curriculum chosen is also in accordance with family </em><em>values and the ultimate goals of parents.&nbsp; </em><em>So it </em><em>&nbsp;is not interpreted as a school that is moved to the home, 2</em><em>) The reason parents choose </em><em>&nbsp;the homeschooling&nbsp; education model for children, because parents see the child's character, interests and talents that must be developed and there is a strong desire to make children as the next generation, 3)&nbsp; The practice carried out at home is more precisely home education ( home education). Where the activities carried out by each family will vary according to the needs and goals or targets to be achieved, </em><em>4) </em><em>Parental obstacles in undergoing homeschooling&nbsp; education can occur due to internal or external factors depending on the conditions of each family. Internal factors such as the presence of younger siblings who interfere with the child's learning process and the profession or busyness of parents, while external factors are the existence of various perceptions of other people towards families who implement&nbsp; homeschooling,&nbsp; and 5) Various perceptions of others towards </em><em>homeschooling are responded to by parents </em><em>calmly and explained that what was done was in accordance with the goals and targets of children who were assisted through the role of parents fully and maximally even though initially it was heavy and quite heartfelt, but over time and the many supports from&nbsp; other homeschooling&nbsp; families finally all perceptions could be accepted well.</em></p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Nuraini, Willa Putri, Delpi Haryani https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/924 Terminologi Pendidikan dalam Al-Qur’an 2024-02-27T23:00:37+00:00 Milahtul Latifah milahtul.latifah@iuqibogor.ac.id <p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sintesa Pendidikan dalam interpretasi kajian tematik istilah-istilah yang tercangkum dalam konotasi Pendidikan. Penelitian ini hasil dari kajian literatur mengunakan kamus Fatur Rahman yang dedikasinya adalah Al-Qur’an yaitu tentang Tarbiyyah, Ta’li, tadris, ta’dib dan Tazkiyyah. Metode &nbsp;yang digunakan dengan tafsir maudhu’i yaitu dengan upaya mendekati Al-Quran secara tematis yang dilakukan dengan cara menghimpun dan mengumpulkan seluruh ayat yang memiliki kesamaan makna kemudian menganalisisnya dari berbagai aspek kajian, untuk selanjutnya menyajikan hasil tafsiran ke dalam satu tema bahasan tertentu dengan analisis Miles Huberman penelitian ini menyimpulkan bahwa kelima istilah ini dideskrifsikan dengan utuh yang searah dengan perkembangan Pendidikan saat ini maka, dinamika kemanusiaan yang sebagai wakil Tuhan di muka bumi untuk menyampaikan da’wah dan Pendidikan dimuka bumi ini. Maka dari itu Pendidikan yang sesuai dengan istilah ini bisa digunakan untuk rumusan visi, misi dan tujuan Pendidikan dari segala disiplin keilmuan dan pada jenjang Pendidikan, baik formal maupun non formal.</p> <p><em>The purpose of this research is to identify the synthesis of education in the interpretation of the thematic studies of terms that are included in the connotation of education. This research is the result of a literature review using Fatur Rahman's dictionary whose dedication is the Qur'an, namely Tarbiyyah, Ta'li, tadris, ta'dib and Tazkiyyah. The method used with maudhu'i interpretation is by approaching the Al-Quran thematically which is done by collecting and collecting all verses that have the same meaning and then analyzing them from various aspects of the study, then presenting the results of the interpretation into a particular topic of discussion with analysis Miles Huberman in this research concludes that these five terms are fully described which are in line with the current development of education, therefore, the dynamics of humanity as God's representatives on earth to convey da'wah and education on this earth. Their education in accordance with this term can be used to formulate the vision, mission and goals of education from all scientific disciplines and at the level of education, both formal and non-formal.</em></p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Milahtul Latifah https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/925 Al-Nikâh Al-Mubakkir fí Ro'yi Za'îm Jam'iyyah Muhammadiyah Surabaya 2024-02-27T23:00:38+00:00 Paidil Mursalin faidilmursalin@gmail.com Lilik Andar Yuni lilikandaryuni@yahoo.com <p>الغرض من هذه الدراسة: أولاً، لمعرفة رأي زعيم جمعية محمدية سورابايا عن النكاح المبكر. ثانياً، لمعرفة دور جمعية محمدية سورابايا في منع حدوث النكاح المبكر.واستخدم الباحث منهج كيفي في منهجه، وطريق جمع البيانات وهي المقابلة، الملاحظة، والتوثيق ثم تحليلها لوصول على الخلاصة. وأما خلاصة هذا البحث : أولاً، أن محمدية لم تتخذ قرارًا صريحًا أو فتوى تتعلق بالزواج المبكر، لكن محمدية لم ترفضه أو تعارضه، ووافقت على قانون الزواج المعمول به. ثانياً، لم تتخذ محمدية أي إجراء مباشر فيما يتعلق بالزواج المبكر، لكنها قامت ببناء المدارس من أجل تثقيف المجتمع وتنويره</p> <p style="text-align: justify; margin: 0in 0in 12.0pt 0in;"><em><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Cambria',serif;">The purpose of this research is: first, to know the view of the chairman of Muhammadiyah Surabaya to early marriage. Second, to know the role of leadership of Muhammadiyah Surabaya in preventing early marriage. This research the author uses<strong><span style="font-family: 'Cambria',serif;">&nbsp;</span></strong>qualitative or empirical methods. A group of data is done by<strong><span style="font-family: 'Cambria',serif;">&nbsp;</span></strong>observation, interviews, and documentation, then analyzed to achieve a<strong><span style="font-family: 'Cambria',serif;">&nbsp;</span></strong>conclusion. The conclusion of this study: first, Muhammadiyah has not explicitly made a verdict or fatwa related to early marriage, but Muhammadiyah does not refuse or oppose it, and Muhammadiyah agrees with the marriage laws Apply. Secondly, Muhammadiyah has not taken any direct action in the effort to prevent early marriage, but to build schools to educate and enlighten the community.</span></em></p> <p style="text-align: justify; margin: 0in 0in 12.0pt 0in;"><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Cambria',serif;">Tujuan dari penelitian ini adalah: pertama, untuk mengetahui pandangan Ketua Pimpinan Muhammadiyah Surabaya terhadap pernikahan dini. Kedua, untuk mengetahui peran Pimpinan Muhammadiyah Surabaya dalam mencegah terjadinya pernikahan dini. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif atau empiris. Pengumpulan data dilakukan dengan cara Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi, lalu dianalisis untuk mencapai sebuah kesimpulan. Adapun kesimpulan dari penelitian ini: pertama, Muhammadiyah belum secara eksplisit membuat putusan atau fatwa terkait pernikahan dini, tapi Muhammadiyah tidak menolak atau menentangnya, dan Muhammadiyah sepakat dengan undang-undang perkawinan yang berlaku. Kedua, Muhammadiyah belum mengambil tindakan secara langsung dalam upaya mencegah pernikahan dini, tapi membangun sekolah-sekolah dalam rangka mengedukasi dan mencerahkan masyarakat.</span></p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Paidil Mursalin, Lilik Andar Yuni https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/884 Tujuan dalam Pendidikan Islam: Eksplorasi ayat Al-Qur’an dan Manusia Sebagai Objek Pendidikan 2024-02-29T23:05:46+00:00 Puput Rahmania puputrahmania24@upi.edu Makhmud Syafe'i makhmud@upi.edu Mokh. Iman Firmansyah mokhiman.712@upi.edu <p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Kajian tentang tujuan dalam pendidikan Islam sampai saat ini mayoritas melihat dari sisi pendidikan sebagai hakikat dan manusia sebagai subjek. </span><span style="vertical-align: inherit;">Namun pembahasan yang mengeksplorasi tujuan pendidikan dilihat dari sisi objek masih minim informasi, terlebih dengan menggunakan perspektif beberapa surah dalam Al-Qur'an. </span><span style="vertical-align: inherit;">Oleh karena itu, kajian ini menggali lebih dalam tentang tujuan pendidikan Islam dilihat dari sisi objek yang mencakup empat hal esensial; </span><span style="vertical-align: inherit;">akal, hati, nafsu dan perliaku jasmani. </span><span style="vertical-align: inherit;">Metode kajian pustaka digunakan untuk mengidentifikasi tulisan yang relevan, mengekstrak data yang diperlukan, menganalisis, dan mensintesis hasil temuan. </span><span style="vertical-align: inherit;">Studi ini menghasilkan temuan bahwa pendidikan Islam dilaksanakan untuk mengajarkan manusia terkait perintah dan larangan Allah Swt. </span><span style="vertical-align: inherit;">atas dirinya, sehingga tujuan dalam pendidikan Islam dapat tercapai, yakni mengoptimalkan dan memberdayakan akal manusia agar menjadi sesuatu yang baik, tidak mempengaruhi nafsu ke arah negatif serta terhindar dari kedzaliman sehingga selamat dari api neraka.</span></span></p> <p><em>To date, the majority of studies regarding the objectives of Islamic education have looked at education as the essence and humans as the subject. However, discussions that explore the purpose of education from an object perspective still lack information, especially using the perspective of several surahs in the Al-Qur'an. Therefore, this study explores more deeply the objectives of Islamic education in terms of objects which include four essential things; mind, heart, passion and physical behavior. The literature review method is used to identify relevant writings, extract the necessary data, analyze and synthesize the findings. This study produces findings that Islamic education is carried out to teach humans regarding the commands and prohibitions of Allah SWT. upon himself, so that the goal of Islamic education can be achieved, namely optimizing and empowering the human mind so that it becomes something good, is not influenced by negative desires and avoids injustice so that it is safe from the fire of hell.</em></p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Puput Rahmania Puput, Makhmud Syafe'i, Mokh. Iman Firmansyah https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/929 Pengambilan Keputusan Kiai di Pondok Pesantren : Analisis Bibliometrik dengan VOSViewer 2024-02-27T23:00:38+00:00 Zaini Hafidh zainihafidh.13@upi.edu Nurdin nurdin_adpend@upi.edu <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran artikel penelitian dengan tema pengambilan keputusan kiai di pondok pesantren. VosViewer digunakan sebagai alat Analisis dalam penelitan serta menggunakan pendekatan bibliometrik, referensi artikel didapat google scholar dengan dukungan <em>publish or perish</em> dan ditemukan 987 artikel yang dianggap relevan topik terkait.&nbsp; Periode penelitian yang digunakan sebagai dokumen yang terindeks google scholar adalah dari 2014-2023. Hasil penelitian difokuskan untuk mencari dan menganalisis topik yang memiliki keterkaitan dengan penambilan keputusan kiai di pondok pesantren dan analisis data lainnya. Kata Kunci tentang pendidikan akrakter di pondok pesantren dikaitkan dengan 4 cluster dengan total 189 l<em>ink</em> dan 1754 total <em>link strength</em><em>. </em>Hasil analisis perkembangan publikasi dalam periode 2019-2022 penelitian tentang tema pengambilan keputusan kiai di pondok pesantren cukup banyak di teliti oleh para peneliti tentang kiai atau pondok pesantren. Jumlah&nbsp; publikasi terbanyak tahun 2023 sebanyak 272 artikel dan paling sedikit tahun 2014 sebanyak 14 artikel. Topik ini menjadi hal yang menarik untuk terus diteliti oleh peneliti selanjutnya, hal ini berkenaan dengan adanya grafik peningkatan tema ini setiap tahun yang menandakan bahwa topik riset berkenaan dengan kiai dan pondok pesantren semakin di minati oleh para peneliti, hal ini akan memberikan dampak yang sangat besar bagi pngembangan pondok pesantren kedepannya.</p> <p><em>This research aims to analyze the distribution of research articles on the theme of kiai decision-making in Islamic boarding schools. VosViewer was used as an analysis tool in research and used a bibliometric approach. Article references were obtained by Google Scholar with publish or perish support, and 987 articles were found that were considered relevant to the related topic. The research period used for documents indexed by Google Scholar is from 2014 to 2023. The research results focused on finding and analyzing topics that are related to kiai decision-making in Islamic boarding schools and other data analyses. Keywords about character education in Islamic boarding schools are associated with 4 clusters with a total of 189 links and 1754 total link strengths. The results of the analysis of the development of publications in the 2019–2022 period show that research on the theme of kiai decision-making in Islamic boarding schools has been studied quite a lot by researchers about kiai or Islamic boarding schools. The highest number of publications in 2023 was 272 articles, and the least in 2014 was 14 articles. This topic is an interesting thing to continue to be researched by future researchers. This is due to the graph of the increase in this theme every year, which indicates that research topics relating to kiai and Islamic boarding schools are increasingly of interest to researchers. This will have a very big impact on the future development of Islamic boarding schools</em>.</p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Zaini Hafidh, Nurdin https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/930 Peran Agama Dalam Perubahan Sosial Masyarakat 2024-02-27T23:00:38+00:00 Fathudin Ali Dosen01821@unpam.ac.id Muhammad Zuhdi zuhdi@gmail.com Mudzakir mudzakir@gmail.com <p>Dalam peranan agama sangat penting dalam suatu kehidupan manusia di muka bumi ini atau didunia, untuk mencapai kebahagian didunia dan menuju kebahagian diakhirat kelak. agama dalam kehidupan manusia berfungsi penyelaras kehidupan dan sebagai pedoman hidup, didalam suatu perubahan sosial yang terjadi dan dialami oleh masyarakat, agama memiliki fungsi untuk membentengi dari suatu yang jahat dan mengarahkan ke suatu yang lebih baik. agama memiliki ajaran yang berpengaruh besar dalam menyatukan pandangan dalam kehidupan masyarakat. agama hadir didalam kehidupan manusia secara fungsional sebagai perekat sosial, menumbuhkan rasa solidaritas, mempererat siaturahmi atau kekeluargaan, menciptakan perdamaian, control sosial, mengubah kehidupan manusia agar lebih baik sehingga mendapatkan keselamatan didunia maupun diakhirat dan seperangkat peranan yang kesemuanya hal ini dalam menjaga kestabilan sosial didalam masyarakat.</p> <p><em>The role of religion is very important in human life on this earth or in the world, to achieve happiness in the world and towards happiness in the afterlife. Religion in human life functions to harmonize life and as a guide to life. In social changes that occur and are experienced by society, religion has the function of protecting against something evil and directing it to something better. Religion has teachings that have a big influence in unifying views in people's lives. Religion is present in human life functionally as a social glue, fostering a sense of solidarity, strengthening friendship or kinship, creating peace, social control, changing human life for the better so that they obtain safety in this world and the hereafter and a set of roles, all of which are in maintaining social stability in the world. public.</em></p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Fathudin Ali, Muhammad Zuhdi, Mudzakir https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/931 Risiko Risywah dalam Konteks Pemilu 2024 di Indonesia 2024-02-27T23:00:38+00:00 Lintang Eka Prakusya Lintangprakusya@gmail.com Fairuz Sabiq Fairuz.sabiq@staff.uinsaid.ac.id <p>Pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia adalah tonggak penting dalam menyelenggarakan proses demokrasi yang menentukan arah kebijakan negara. Akan tetapi semakin dekatnya Pemilu di Indonesia, praktik Risywah atau suap telah menjadi sebuah kekhawatiran yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi risiko <em>Risywah</em>, menganalisis dampaknya terhadap kualitas dan keadilan pemilihan, dan merumuskan strategi pencegahan yang tepat guna memastikan proses Pemilu yang bersih dan jujur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metodologi analisis dokumen. Penelitian ini menggabungkan analisis teoritis dan penelusuran kasus empiris untuk mengidentifikasi potensi Risywah dalam konteks Pemilu di Indonesia tahun 2024. Hasil penelitian diharapkan adanya upaya pencegahan dan penegakan integritas pemilihan dapat ditingkatkan. Memastikan bahwa pemilu berlangsung dalam suasana yang adil, transparan, dan bebas dari praktik korupsi. Memberikan kontribusi signifikan dalam upaya meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia.</p> <p><em>General elections (Pemilu) in Indonesia are an important milestone in implementing a democratic process that determines the direction of state policy. However, as the general election in Indonesia approaches, the practice of Risywah or bribery has become a significant concern. This research aims to identify the potential risks of Risywah, analyze its impact on the quality and fairness of elections, and formulate appropriate prevention strategies to ensure a clean and honest Election process. The method used in this research is qualitative using document analysis methodology. This research combines theoretical analysis and empirical case tracking to identify the potential of Risywah in the context of the 2024 Elections in Indonesia. It is hoped that the results of the research will improve efforts to prevent and enforce election integrity. Ensure that elections take place in an atmosphere that is fair, transparent and free from corrupt practices. Providing a significant contribution to efforts to improve the quality of democracy in Indonesia.</em></p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Lintang Eka Prakusya, Fairuz Sabiq https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/932 Student Perceptions of Class Management With Cooperative Learning Methods Using "Couple Cards" on Student Satisfaction 2024-02-27T23:00:38+00:00 Ayit Irpani ayitirpani@staialfalah.ac.id Silmi Amrullah silmi.amrullah@staialfalah.ac.id Fitri Yusfi H fitri.yusfi@upi.edu <p>Penelitian ini berjudul <strong>“Persepsi Siswa dalam Pengelolaan Kelas Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif&nbsp; Menggunakan “<em>Couple Card</em>”</strong> Terhadap Kepuasan Siswa”. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah adanya tingkah laku siswa yang dapat menyebabkan proses belajar mengajar menjadi kurang kondusif. Hal ini diduga adanya persepsi siswa mengenai pengelolaan kelas oleh guru yang belum sesuai harapan. Selain itu, pembelajaran selama ini masih cenderung monoton dan belum divariasikan dengan metode yang lebih variatif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kontribusi penggunaan metode pembelajaran kooperatif menggunakan “<em>couple card</em>” terhadap kepuasan belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini &nbsp;sebanyak 607 siswa dari populasi tersebut diambil sampel sebanyak 86 siswa sebagai sampel. Berdasarkan pengolahan&nbsp; data&nbsp; yang&nbsp; dihitung&nbsp; dengan&nbsp; menggunakan&nbsp; teknik&nbsp; WMS&nbsp; (<em>Weight&nbsp; Means Scored</em>) diperoleh bahwa rata-rata kecenderungan umum untuk persepsi siswa mengenai pengelolaan kelas melalui metode pembelajaran kooperatif menggunakan “<em>couple card</em>”berada dalam kategori baik dan rata-rata kecenderungan umum&nbsp; untuk&nbsp; kepuasan&nbsp; siswa&nbsp; pun&nbsp; berada&nbsp; dalam&nbsp; kategori&nbsp; baik. Dapat&nbsp; disimpulkan&nbsp; bahwa&nbsp; persepsi&nbsp; siswa&nbsp; mengenai pengelolaan kelas oleh guru memberikan kontribusi yang positif dan signifikan. Karena telah diketahui adanya kontribusi yang cukup&nbsp; kuat, maka implikasinya semakin&nbsp; baik pengelolaan kelas akan semakin puas pula siswa atas pelayanan sekolah, dalam hal ini pelayanan&nbsp; guru&nbsp; dalam&nbsp; pengelolaan&nbsp; kelas.&nbsp; Hal&nbsp; ini&nbsp; memberikan&nbsp; petunjuk&nbsp; bagi&nbsp; pihak sekolah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam pengelolaan kelas serta untuk meningkatkan mutu sekolah, maka sekolah perlu memperhatikan persepsi para siswa atas pelayanan yang telah diberikan.</p> <p><em>This research is entitled "Students' Perceptions of Class Management Through Cooperative Learning Methods Using "Couple Cards" on Student Satisfaction." The problem raised in this research is the existence of student behavior that can cause the teaching and learning process to become less conducive. This is suspected to be students' perceptions regarding classroom management by teachers that do not meet expectations. Apart from that, learning so far still tends to be monotonous and has not been varied with more varied methods. Therefore, this research aims to evaluate the contribution of using cooperative learning methods using "couple cards" to student learning satisfaction. This research uses a descriptive method with a quantitative approach. The population used as a data source in this research was 607 students. From this population, 86 students were taken as samples. Based on data processing calculated using the WMS (Weight Means Scored) technique, it was found that the average general trend for student perceptions regarding classroom management through cooperative learning methods using "couple cards" was in the good category and the average general trend for student satisfaction was also is in the good category. It can be concluded that students' perceptions regarding classroom management by teachers provide a positive and significant contribution. Because it is known that there is a fairly strong contribution, the implication is that the better the classroom management, the more satisfied the students will be with school services, in this case the teacher's service in classroom management. This provides guidance for schools to improve teachers' abilities in classroom management and to improve school quality, schools need to pay attention to students' perceptions of the services provided.</em></p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Ayit Irpani, Silmi Amrullah, Fitri Yusfi H https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/933 Pentingnya Pembelajaran Ilmu Kalam Untuk Membentuk Pola Pikir Mahasiswa STIT Ibnu Khaldun Nunukan 2024-02-27T23:00:38+00:00 Eko Nani Fitriono satu.management@yahoo.co.id Yogi Aldias Zakariah Yogialdias.2023@student.uny.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan mahasiswa dalam menerima mata kuliah ilmu kalam terkait dengan tantangan dan pengaruhnya terhadap keilmuan yang dipelajari. Studi kasus dalam penelitian ini terhadap mahasiswa STIT Ibnu Khaldun Nunukan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus (<em>case study</em>) dan bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara, angket, dan dokumentasi. Sedangkan dalam hal penentuan sampel dilakukan dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan kebutuhan (<em>purposive sampling</em>) dan data dianalisa secara induktif. Adapun hasil dari penelian ini yakni: <em>Pertama, </em>pembelajaran ilmu kalam/teologi Islam memberikan signifikasni terhadap dasar pandangan bagi setiap mahasiswa terkait konsep dasar ber-Islam seperti Tuhan, wahyu dan kenabian, agama, dan manusia. <em>Kedua</em>, beberapa permasalahan yang dihadapi mahasiswa terkait dengan latar belakang pendidikan pada jenjang sebelumnya, kurikulum dan pemahaman. <em>Ketiga</em>, pemahaman terhadap ilmu kalam harus komprehensif, memperhatikan keadaan di masyarakat dengan mengambil pemikiran yang teruji, yakni paham <em>ahlu sunnah wal jamaah</em> yang merupakan ajaran moderat sehingga akan membentuk pola pikir, &nbsp;karakter, dan perilaku mahasiswa yang benar dan baik.</p> <p><em>This research aims to determine the situation of students in receiving natural science courses related to the challenges and their influence on the science being studied.&nbsp; The case study in this research is about STIT Ibnu Khaldun Nunukan students.&nbsp; The research method used in this research is a qualitative approach with a case study type of research and is descriptive in nature.&nbsp; Data collection techniques used were interviews, questionnaires and documentation.&nbsp; Meanwhile, the determination of the sample was carried out with certain considerations according to needs (purposive sampling) and the data was analyzed inductively.&nbsp; The results of this research are: First, learning kalam science/Islamic theology provides significance in the basic views for each student regarding basic Islamic concepts such as God, revelation and prophecy, religion, and humans.&nbsp; Second, several problems faced by students are related to educational background at previous levels, curriculum and understanding.&nbsp; Third, understanding the science of kalam must be comprehensive, paying attention to the situation in society by taking tested thoughts, namely the understanding of ahlu sunnah wal jamaah which is a moderate teaching so that it will shape students' correct and good mindset, character and behavior.</em></p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Eko Nani Fitriono, Yogi Aldias Zakariah https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/934 Pengembangan Manajemen Sumber Daya Insani Dalam Mewujudkan Perekonomian Stabil 2024-02-28T23:03:20+00:00 Mia Miajunaidi97@gmail.com <p>Dalam penulisan jurnal ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh sumber daya manusia dalam mewujudkan perekonomian yang stabil. Manajemen sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat besar dalam proses perbaikan atau perbaikan perekonomian yang kurang baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tinjauan literatur yang diperoleh dari berbagai jurnal, buku dan penelitian terdahulu. Dalam mewujudkan perekonomian yang stabil diperlukan kinerja manusia. Sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam mewujudkan perekonomian yang stabil yaitu kinerja manusia dan menumbuhkan inovasi serta motivasi atau ide-ide baru yang akan sangat membantu dalam meningkatkan perekonomian di masa depan.</p> <p><em>In writing this journal to find out how the influence of human resources in realizing a stable economy. Human resource management has a very large role in the process of improving or improving an unfavorable economy. The method used in this study is a literature review obtained from various journals, books and previous research. In realizing a stable economy, human performance is needed. Human resources have an important role in realizing a stable economy, namely human performance and fostering innovation and new motivation or ideas that will be very helpful in improving the economy in the future.</em></p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Mia https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/view/939 Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam di SMK Paramarta Jombang Ciputat 2024-04-01T03:59:27+00:00 Mudzakir dosen02180@unpam.ac.id <p>Dalam Penelitian ini Dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan, guru kerap menghadapi kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan proses pembelajaran. Dengan demikian, media pembelajaran di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah dapat menjadi solusi atas berbagai masalah yang muncul dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi media pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di SMK Paramarta Jombang Ciputat, (2) Dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan, guru kerap menghadapi kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan proses pembelajaran. Dengan demikian, media pembelajaran di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah dapat menjadi solusi atas berbagai masalah yang muncul dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi media pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam.</p> <p><em>Teachers often struggle to provide adequate learning materials to ensure quality education. Utilizing learning media is a key strategy to enhance the teaching and learning process. This study focused on identifying the learning media used to improve the quality of Islamic Religious Education at Paramarta Jombang Ciputat Vocational High School. The research, a qualitative descriptive study, aimed to explore the impact of learning media on the quality of Islamic Religious Education at SMK Paramarta Jombang Ciputat.</em></p> 2024-02-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Mudzakir