Main Article Content

Abstract

Belajar Nahwu adalah bagian penting dari belajar bahasa Arab. Namun, beberapa guru saat ini menganggap ilmu Nahwu sulit dipahami karena metode pengajaran di kelas tidak sesuai dengan gaya belajar mereka. Untuk mengatasi hal ini, para guru menggunakan teori kecerdasan majemuk, atau banyak kecerdasan, yang menekankan bahwa kecerdasan setiap orang berbeda. Tujuan utamanya adalah untuk membuat pembelajaran ilmu Nahwu menjadi lebih mudah bagi santri yang memiliki berbagai tingkat kecerdasan. Studi ini menyelidiki model pembelajaran Nahwu di Madrasah Diniyah al-Islahiyah yang didasarkan pada teori kecerdasan majemuk Howard Gardner. Metode kualitatif deskriptif dipakai, dan metode pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi dipakai. Menurut hasil penelitian, santri memiliki dua jenis kecerdasan utama: intrapersonal dan linguistik. Kemudian, guru menyesuaikan metode pengajaran dengan pengetahuan santri dengan cara-cara seperti membaca, menulis, menerangkan, memberikan ujian, dan memberikan motivasi di akhir setiap sesi pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran Nahwu menjadi lebih mudah dipahami dan tidak membosankan.


Learning Nahwu is an essential part of learning Arabic. However, a few teachers currently believe that Nahwu's knowledge is not as well understood as it could be since the school's teaching methods do not align with their learning style. To understand this, the teacher applies the theory of many kecerdasan, or majemuk kecerdasan, which suggests that each person has a unique kecerdasan. Its ultimate goal is to make learning Nahwu language more accessible to students with varying levels of proficiency. This study presents a model of Nahwu education in Diniyah al-Islamiyah Madrasah, based on Howard Gardner's theory of kecerdasan. Deskriptif kualitatif metode is used, along with data collection methods such observation, documentation, and wawancara. According to research findings, the two primary types of santri's kecerdasan are linguistic and intrapersonal. Next, the teacher adapts the teaching methodology to the students' knowledge using techniques like reading, writing

Keywords

kecerdasan Intrapersonal kecerdasan Linguistik Madrasah Diniyah Pembelajaran ilmu Nahwu

Article Details

References

  1. Alhamuddin, A. (2018). Penerapan Multiple Intelligences Approach Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar. Progresiva : Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Islam, 7(1), 23. https://doi.org/10.22219/progresiva.v7i1.7405
  2. Fakhrurrozy, M. I. (2018). Nahwu Dan Shorof Perspektif Pembelajar Bahasa Kedua. Semnasbama: Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa V Tahun 2021 HMJ Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, 2(0), 103–112.
  3. Festiawan, R. (2020). Belajar dan pendekatan pembelajaran. Universitas Jenderal Soedirman, 1–17.
  4. Fikriyah, F. Z., & Aziz, J. A. (2018). Penerapan Konsep Multiple Intelligences pada Pembelajaran PAI. IQ (Ilmu Al-Qur’an): Jurnal Pendidikan Islam, 1(02), 220–244. https://doi.org/10.37542/iq.v1i02.17
  5. HAMIDAH, Q. (2015). Pemakaian Multiple Intelligences Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Menurut Perspektif Munif Chatib. http://repository.iainpurwokerto.ac.id/585/
  6. Ihwan, M. B., Mawardi, S., & Ni’mah, U. (2022). Pengaruh Penguasaan Ilmu Nahwu Dan Sharaf Atas Kemampuan Membaca Kitab Fathul Qarib. TADRIS AL-ARABIYAT: Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan Bahasa Arab, 2(1), 61–77. https://doi.org/10.30739/arabiyat.v2i1.1422
  7. Indria, A. (2020). dimiliki oleh peserta didik akan berjalan dengan wajar bilamana diiringi dengan kecerdasan emosionalnya . Tanpa kecerdasan emosional maka kecerdasan intelektual tidak akan berjalan dengan baik bahkan mungkin tidak akan membantu guna PENDAHULUAN Satu dari banyak. 3(1), 26–41.
  8. Johari, S. (2018). Teori Pembelajaran. In Psikologi Pendidikan (Vol. 1).
  9. Lubis, P. (2018). Pembelajaran Nahwu Dengan Nazham Alfiyah Ibn Malik. Jurnal Kajian Dan Pengembangan Umat, 1(1), 27.
  10. Mas, L., Hasan, U., Adhimah, S., & Rido, M. (2024). Stimulasi Kecerdasan Linguistik Anak Usia Dini lewat Pembelajaran Bahasa Arab. 5(1), 127–142. https://doi.org/10.37680/aphorisme.v5i1.5401
  11. Mursalin, H., Mujahidin, E., & Hidayat, T. (2023). ANALISIS KONSEP TAZKIYATUN NAFS AHMAD ANAS KARZON GUNA PESERTA DIDIK. Islamic Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 6(1), 133–150. https://doi.org/10.30868/im.v4i02.3967
  12. Nadhif, N. (2021). The Implementation of Arabic Vocabulary Learning Strategies Design Based on Howard Gardner’s Multiple Intelligences /Penerapan Desain Strategi Pembelajaran Kosa-Kata Bahasa Arab Berbasis Multiple Intelligences Howard Gardner. ATHLA : Journal of Arabic Teaching, Linguistic and Literature, 2(2), 116–131. https://doi.org/10.22515/athla.v2i2.3655
  13. Nasuki, A. (2019). Implementasi teori multiple intelligence pada metode pembelajaran fikih di MTS Pembangunan UIN Jakarta. Repository.Uinjkt.Ac.Id. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/45263
  14. Rijali, A. (2018). Analisis Data Kualitatif Ahmad Rijali UIN Antasari Banjarmasin. 17(33), 81–95.
  15. Safrodin, M., & Wibowo, D. (2023). Rekayasa Perangkat Lunak Pembelajaran Ilmu. 01(02), 94–102.
  16. Said, A., & Budimanjaya, A. (2016). Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences : Mengajar Sesuai Kerja Otak dan Gaya Belajar Siswa. Jakarta: Prenadamediia Group, 2(2), 59–75.
  17. Sehri, A. (2010). Metode Pengajaran Nahwu Pada Pengajaran Bahasa Arab. HUNAFA: Jurnal Studia Islamika, 7(1), 47. https://doi.org/10.24239/jsi.v7i1.108.47-60
  18. Wahyono, I. (2019). Strategi Kiai Pada Mensukseskan Pembelajaran Nahwu Dan Shorof Di Pondok Pesantren Al-Bidayah Tegalbesar Kaliwates Jember. Tarbiyatuna : Kajian Pendidikan Islam, 3(2), 106. https://doi.org/10.29062/tarbiyatuna.v3i2.262